Rabu, 21 April 2010

Pembangunan Sosial Budaya

Pembangunan Sosial Budaya
Pada jaman ini masyarakat sangat berperan dalam hal pembangunan sosial budaya, tanpa masyarakat pembangunan tidak akan terjadi, tetapi entah mengapa pemerintah seakan-akan tidak peduli bahkan dengan semena-mena merebut apa yang menjadi milik rakyat, tanpa rakyat dapat menolak apa yang sudah menjadi keputusan pemerintah tersebut, seperti halnya masalah ‘Priok Berdarah’ masyarakat menjadi marah dan melawan pemerintahan untuk membongkar kuburan yang dianggap keramat tersebut, tetapi pemerintah hanya dapat berempati dan berusaha membangun kerusakan-kerusakan yang terjadi, banyak korban jiwa yang berjatuhan baik dari satpol pp maupun dari masyarakat, dan menurut saya hal seperti ini tidak akan terjadi apabila pemerintah mau peduli dan mendengarkan aspirasi masyarakat, tidak hanya mengambil lahan semena-mena demi kepentingan komersil saja.
Pembangunan Sosial dan Otonomi Lokal
Pemerintah harus melihat apa yang dibutuhkan untuk kebaikan masyarakat dan negara.
Mentalitas Masyarakat Statik yang cenderung merasa dirinya selalu baik di masa lalu, melihat kebelakang tanpa terfokus ke depan dan melihat yang lebih baik,sehingga tak ada motivasi yang membangun, cenderung menyerah pada nasib menganggap dirinya sudah tidak berguna dan tidak mau berusaha, masyarakat Indonesia juga cenderung kurang kreatif dan inovatif, tidak adanya semangat untuk menciptakan hal-hal yang baru.
Karakter Masyarakat Statik
• Sifat indolent, lamban atau malas, banyak orang tidak merasa dikejar waktu . Beranjak dengan cepat pun tiada gunanya karena keseluruhan sistem sosial tidak mendukung atau memberikan perangsang baginya.
• Pola pikir tidak menghargai waktu atau menguasai waktu berjalan linier pula dengan pemikiran diakronik ataupun cyclus.
Mentalitas Statik masyarakat Indonesia cenderung lebih menilai tinggi dan mempertahankan adat istiadat dan aturan serta prosedur tanpa mengikuti perkembangan jaman, masyarakat Indonesia Kurang sadar mutu , karena terlampau terpikat pada apa yang sudah ada dan dianggap terbaik, maka mentalitas bekerja asal selesai dan asal ada hasilnya sangat menonjol, tertutup, kurang terbuka pada yang lain atau yang datang dari luar merupakan sikap dan perilaku yang khas, hal ini membuat bangsa Indonesia menjadi lambat untuk menerima budaya modern saat ini karna ciri khas boleh ada, tetapi bukan harus menjadi tertutup dan buta terhadap budaya lain, Pikiran atau pandangan dan cara – cara alternatif sebagai bahan pengambilan keputusan kurang dikenal dan agak sulit meyakonkan pada orang bermentalitas tradisionalistik, cenderung kuno dan kolot sehingga menurutnya apa yang mereka lihat, percaya dan pikirkan terhadap kebudayaan kita adalah yang terbaik, selain dari itu dianggap tidak penting,Mentalitas kebersamaan sangat menonjol dibanding individual . kebersamaan itu sendiri sebagai sikap dan perilaku memang mengandung nilai – nilai yang baik , Indonesia juga memiliki rasa kebersamaan yang tinggi, Namun jika direntang terlampau jauh, memang menimbulkan mentalitas Konformisme dan penyakit ketergantungan serta mematikan sikap kemandirian.sering terjadi kekerasan yang kami sadari sampai saat ini, perang antar suku,kerusuhan, dan sebagainya.
Pada kesimpulannya bahwa pembangunan sosial budaya di Indonesia masih sangat buruk, Indonesia tidak pernah luput dari kemiskinan, konflik, pemaksaan, kekejaman pemerintahan, dan sebagainya. Hal ini membuat kami sedih karena bukan ini yang rakyat inginkan, melainkan kedamaian dan kesejahteraan bersama.

Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia saat ini sudah menjadi Ibu Bahasa negara kita, bahasa tidak hanya kita ketahui sebagai alat komunikasi saja, tetapi kita juga harus mengetahui sejarah bahasa Indonesia yang berkembang dari Bahasa Melayu ke Bahasa Indonesia. Dibawah ini kami akan membahas perkembangan Bahasa Indonesia dari abad ke abad.
Perkembangan dari Bahasa Melayu ke Bahasa Indonesia sudah menjadi perkembangan yang cukup signifikan, dapat kita lihat bahwa Bahasa Melayu berkembang dari Bahasa Melayu Purba ,Bahasa Melayu Kuno (zaman Sriwijaya, abad 4 – abad 14),Bahasa Melayu Klasik (abad 14 – abad 18), Bahasa Melayu Peralihan (abad 19), Bahasa Melayu Baru (abad 20), Bahasa Melayu Modern (Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia), Menjadi bahasa Indonesia pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Perkembangan dari Bahasa Melayu ke Bahasa Indonesia berkembang dari Ragam Bahasa Melayu, yaitu : Melayu Riau Johor, Melayu Betawi , Melayu Cina , Melayu Manado, Melayu Maluku, Melayu Balai Pustaka, Pujangga Baru, dan sebagainya
Sejarah Bahasa Melayu Kuno terdapat pada prasasti-prasasti yang ditemukan di berbagai tempat dalam kurun waktu yang berbeda, seperti : Prasasti Kedukan Bukit (Palembang, 16 Juni 682), Prasasti Talang Tuwo (Palembang, 23 Maret 684), Prasasti Kota Kapur (Bangka, 28 Februari 686), Prasasti Karang Brahi (Jambi, tahun 692), Prasasti Telaga Batu (Palembang, abad ke-7), Prasasti Palas Pasemah (Lampung Selatan, abad ke-7), Prasasti Sojomerto (Pekalongan, abad ke-7), Prasasti Manjucrighra (Klaten, 6 November 792), Prasasti Kayumwungun (Temanggung, tahun 824), Prasasti Sang Hyang Wintang I (Gandasuli ,Temanggung, Jawa Tengah, tahun 832), Prasasti Sang Hyang Wintang II (Gandasuli ,Temanggung, Jawa Tengah), Prasasti Dampu Hawang Glis (Gandasuli, Temanggung, Jawa Tengah), Prasasti Laguna (Manila, tahun 900, tidak lengkap), Prasasti Hujung Langit (Lampung, tahun 997), Prasasti Bukateja (Purbalingga, Jawa Tengah), Prasasti Dewa Drabya (Dieng, Jawa Tengah), Prasati Kedonganan (Bali), Prasasti Loloan (Bali), Prasasti Trangganu (Terengganu tahun 1326 atau 1386), Prasasti Pagar Ruyung (tahun 1356), Nisan Minye Tujuh (Aceh, tahun 1380), Prasasti Kebon Kopi (Bogor, Jawa Barat), Prasasti Jebung (Lampung), Prasasti Padang Roco (Sumatra Barat), Prasasti Bukit Gombak (Sumatra Barat)
Ditemukan juga Aksara dalam Tulisan yang ditulis melalui Melayu Kuno ditulis dalam aksara Palawa dan Dewanagari , Melayu Klasik ditulis dalam aksara Jawi (modifikasi Arab), Melayu Peralihan dan kemudian ditulis dalam aksara Latin, Aksara Latin menurut ejaan Bahasa Belanda (Indonesia), Aksara Latin menurut ejaan Bahasa Inggris (Malaysia)

Dalam perkembangan Bahasa Melayu kuno terdapat beberapa Ciri Bahasa Melayu Kuno yang membuat bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya, seperti :
• Aksara b sekarang, dulu berupa v (di antara v dan w)
• Tidak ada lafal e (berbentuk a atau o)
• Awalan di-, dulu berupa ni-
• Awalam me-, dulu berupa ma-
• Awalam ber-, dulu berupa mar-
• Akhiran –nya, dulu berupa –na
• Ada kalanya –nya-, dulu –na- (vanakna)

Dari semua perkembangan Bahasa Indonesia dari abad ke abad dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia ternyata patut diacungi jempol karena memiliki keunikannya sendiri, melalui perkembangan-perkembangannya yang ditemukan melalui berbagai prasasti, aksara dalam tulisan, ciri khas bahasa Melayu Kuno dan sebagainya. Hal ini membuat kami sadar betapa kami kagum dan bangga menjadi warga Negara Indonesia yang dapat menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari kami.

- Perbedaan kuanti – kuali dan paradigma dalam Ilmu Sosial

• Paradigma adalah cara atau alat atau perspektif yg kita gunakan untuk melihat segala sesuatu.
• Menurut Babble, paradigma adalah skema atau model yg menstema cara kita melihat sesuatu seperti apa.
• Paradigma terkait dengan pengetahuan, gender, latar belakang, status sosial.
• Paradigma positivistik : melihat realitas sosial bahwa ada hukum seperti hukum alam yg mengatur dan mengedalikan realitas sosial.
• Paradigma konflik : kita melihat dalam realitas sosial ada kelompok yg mendominasi kelompok lain. Cth : pria merasa di atas wanita, majikan dengan buruh.
• Paradigma Interaksionisme simbolik : membangun realitas sosial dari individu-individu yg ada di dalamnya.
• Paradigma Etnomethoclology : realitas sisial dipahami berdasarkan sudut pandang subjektif individu.
• Paradigma Structural Functiaonlist : masyarakat disusun berdasarkan fungsi tiap-tiap individu melihat realitas berdasarkan fungsi-fungsi di individu.
• Paradigma Feminis : melihat bahwa wanita....karena pria...
• Paradigma Kontemporary : melihat bahwa adanya relativisme tdk ada yg mutlak / absolut.
Deby N Hidayat (2005) : Positivism, critical theorities, constructivism
Guba and Lincoln : Positivism, Post-positivism, critical theorities, constructivism
Dimensi-dimensi dalam paradigma :
 Ontologi : asumsi objektif / subjektif, bagaimana cara kita melihat realitas. Apa realitas di luar anda atau realitas itu berada dalam diri anda.
 Epist emologus: hubungan antara peneliti dan yg diteliti
 Metodologi : bagaimana cara kita mendapatkan data
 Aksiologi : pemilihan nilai, etika, pilihan moral peneliti dalam penelitian

Perbedaan Ontologis :
 Klasik : realitas berada di luar kita
 Konstruktif : kebenaran realitas itu relatif berdasarkan konstruksi sosial kita
 Kritis : realitas yg kita lihat itu semu karena terbentuk dari proses sejarah





Public Relations Research
Metode-metode yg digunakan :
 Survey : deskriptif dan eksplanatif
 Deskriptif : survey yang dilakukan cenderung menggambarkan kejadian yang dipertanyakan.
 Eksplanatif : survey yang dilakukan dengan cara menjelaskan secara mendetil objek yang dipertanyakan.
 Communication Adult
 Unobfrusive
Penelitian Image :
 Motivasi : dorongan/dukungan
 Efektifitas : kemudahan
 Analisis Isi : pengamatan isi proposal.
 Indiv public studies
Public Opinion Research :
 PR research on companies
 PR audit
 Research on recent condition staff that...
 Human relations research
Aktivitas PR :
 Press Agentry
 Promotion
 Publicity
 Public Affair
 Research
 Graphics
 Advertising
 Marketing
 Merchandising
Evaluasi PR :
 Sejauh mana publisitas dilakukan (the extent of publicity)
 Statistik Ordains dan public
 SDA seperti apa (resources based)
 Opini (collecting opinion)
CSR ( Coorporate Siocial Responsibility ) studies : needs, desires, wants, interest (needs assessment)

- Leadership dan Komunikasi

Leadership dan Komunikasi
Leadership adalah suatu kekuasaan untuk memimpin suatu organisasi/kelompok dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan karakter dari setiap pribadi, ditujukan untuk mengarahkan kerja para anggota organisasi/kelompok agar dapat tetap fokus dan berkembang kepada tujuan inti / visi organisasi/kelompok tersebut.
Komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam menjalankan leadership, tanpa adanya komunikasi yang baik, maka leadership akan cenderung passive, kaku, dan tidak bersahabat, sehingga memungkinkan terjadinya konflik akibat kurang komunikasi / salah paham satu sama lain.
Salah satu konsep leadership :
• Idealis : Soekarno
• Meluap – luap : Soeharto
• Pintar : Habibie
• Cuek : Gus Dur
• Retonka, intelektual : SBY
• Kebatinan : Megawati
• Friendship, manusiawi, aktivis : Obama
• Keras, tegas : PM Inggris (Margareth Hatcher)
Resonansi (yg dipakai dalam konteks kepemimpinan) = menggema
4 inti domain kecerdasan emosi dan kompetensi diri yg terkait
Kompetensi pribadi : kemampuan-kemampuan ini menentukan bagaimana kita mengelola diri kita sendiri
Kesadaran diri :
• Kesadaran diri emosi : membaca emosi diri sendiri dan mengenali dampaknya, menggunakan insting untuk menuntun keputusan
• Penilaian diri yg akurat
• Kepercayaan diri
• Pengelolaan diri :
 Kendali dalam emosi : mengendalikan emosi dan dorongan yg meledak-ledak
 Transparansi : menunjukkan kejujuran dan integritas, kelayakan untuk dipercaya
 Kemampuan menyesuaikan diri : kelenturan di dalam beradaptasi dengan perubahan situasi / mengatasi perubahan
 Pencapaian : dorongan untuk memperbaiki kinerja untuk memenuhi standar prestasi yg ditentukan oleh diri sendiri
 Inisiatif : kesiapan untuk bertindak dan menggunakan kesempatan
 Optimisme : melihat sisi positif suatu peristiwa
• Kompetensi sosial : kemampuan ini menentukan bagaimana kita mengelola hubungan
• Kesadaran sosial :
 Empati : merasakan emosi orang lain, memahami sudut pandang mereka dan berminat aktif pada kekhawatiran mereka
 Kesadaran organisasional : membaca apa yang terjadi, keputusan jaringan kerja dan poitik ditingkat organisasi
 Pelayanan : mengenali dan memenuhi kebutuhan pengikut klien / pelanggan
Pengelolaan relasi :
 Kepemimpinan yg menginspirasi, membimbing dan memotivasi dengan semangat
 Pengaruh : menguasai taktik
 Mengembangkan orang lain
 Kualitas perubahan : memprakarsai, mengelola
 Pengelolaan konflik
 Membangun ikatan
 Kerja kelompok dan kolaborasi : Kerjasama
Gaya kepemimpinan:
 Visioner :
 Bagaimana gaya ini membangun, menggerakan orang-orang ke arah impian bersama
 Dampak terhadap iklim emosi paling positif
 Kapan penggunaan yg tepat : ketika perubahan membutuhkan visi baru atau ketika dibutuhkan dgn jelas
 Pembimbing :
 Menghubungkan apa saja yg diinginkan seseorang dengan sasaran organisasi
 Iklim emosi sangat positif
 Ketika membantu karyawan memperbaiki kinerja dengan membangun kemampuan jangka panjang
 Afiliatif :
 Menciptakan harmoni
 Emosi sangat positif
 Ketika menengahi benturan dalam tim, memotivasi di saat-saat yg menekan atau menguatkan hubungan
 Demokratis:
 Menghargai masukan orang dan mendapat komitmen melalui partisipasi
 Iklim emosi positif
 Ketika membangun persetujuan atau kesepakatan atau mendapatkan masukan dari pegawai. Cth : kasus suster mary
 Penentu kecepatan :
 Menghadapi tantangan dan tujuan yg menarik
 Karena kadang digunakan secara buruk dampaknya sering negatif
 Ketika ingin mendapatkan hasil berkualitas tinggi dan tim yang bermotivasi kompeten
 Memerintah :
 Menenangkan rasa takut dengan memberi arah yg jelas di dalam keadaan darurat
 Karena kadang digunakan secara buruk dampaknya sering negatif
 Ketika saat kritis, untuk membangkitkan peruabahan arah atau pada pegawai yg bermasalah

- Presentation Poss

ASPEK HUKUM tentang perangkat lunak open source, harus membahas dalam perspektif berikut: A. Latar Belakang & pengembangan perangkat lunak open source B. kebijakan Pemerintah & tindakan C. Perangkat Lunak Komputer Properti (aspek hukum)
Latar Belakang & pengembangan perangkat lunak open source
Perangkat lunak saat ini digunakan oleh masyarakat untuk semua manusia
aktivitas dan membuat hidup mudah (tergantung);
Perangkat Lunak (eksklusif dan mahal);
Perangkat Lunak merupakan salah satu bisnis besar di bumi.
Pola pikir, budaya, fasilitas (dengan komputer / perangkat lunak) mudah
digunakan dalam berbagai itu harus berubah / dipengaruhi manusia
karakter
Software dan perkembangannya, tidak eksklusif danLINUX sebagai contoh kisah sukses perangkat lunak open source;
Open source ≠ kode sumber (ditutup);
Open source berarti kode sumber (non-rahasia /
diungkapkan informasi), akses publik, referensi dan multi
Platform;
sumber Ditutup berarti source code tidak dibagikan kepada
→ publik melindungi → hak (tidak ada badan-mencuri / salin);
Tingkat (programmer) VS hobi, semangat;
Open Source Software = Gratis;
Open Source Software sebagai alternatif;
untuk monopoli. Bagaimana dengan Microsoft?
Kebijakan aksi pemerintah:
IGOS: `Indonesia, Go Open Source
IGOS merupakan inisiatif pemerintah untuk menggunakan OSS sebagai platform
untuk aplikasi perangkat lunak di Indonesia yang berbentuk sebagai
Nasional untuk memperkuat program informasi nasional
teknologi
IGOS Visi: Untuk mewujudkan sebuah ilmu teknologi sebagai
perdana mendukung kapasitas produksi nasional untuk
peningkatan kepercayaan peradaban, diri suatu kesejahteraan
bangsa
Penegakan Hukum: untuk mengurangi pembajakan perangkat lunak dalam
Indonesia

Dasar komitmen / Aksi polos berdasarkan Pernyataan Pilar Utama (tanggal 30 Juni 2004
Untuk menyebarluaskan pemanfaatan OSS di Indonesia
Untuk mempersiapkan pedoman pemanfaatan OSS di Indonesia
Untuk mendirikan pusat Untuk menggunakan "perangkat lunak hukum" dalam lembaga-lembaga pemerintah
OSS berdasarkan kompetensi pelatihan dan teknologi informasi ada pusat bisnis inkubator di Indonesia
Untuk mendukung dan meningkatkan kapasitas koordinasi, kemauan, dan partisipasi optimal untuk pemanfaatan OSS di pemerintah dan masyarakat sipil. OSS satu dari internasional / isu-isu global
The Nation Bersatu Konferensi Konferensi Perdagangan Pembangunan (UNCTAD) tahun 2003 merekomendasikan bahwa negara berkembang untuk mengadopsi Free OSS
Membangun Organisasi Perdagangan Dunia tanggal 15 April 1994 Di Marrakesh, Maroko. Ratifikasi oleh Undang-undang UU No 7 Tahun 1994 tanggal 2 Nopember 1994 tentang: 1. Ratifikasi Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). 2. Persetujuan Perdagangan Terkait Aspek Hak Kekayaan Intelektual, termasuk Perdagangan Barang Palsu / TRIPS AGREEM
Penyisihan khusus dalam Perjanjian TRIPs Perlindungan hak cipta, sebagai berikut: - Penciptaan dilindungi oleh Konvensi Berne, - PROGRAM KOMPUTER, - Database, - Pelaku (acara live, catatan (fonogram)) - fonogram (perekaman suara atau bentuk media lainnya); - penyiaran (termasuk program TV, Radio dan pelaporan kinerja hidup).
Lisensi Wajib untuk OSS:
Berdasarkan latar belakang o: OSS memiliki fungsi sosial kepada masyarakat.
Lisensi Wajib? Bagaimana mekanisme: berarti mengambil alih OSS pengambilalihan / oleh Negara (oleh badan pemerintah yang terkait) untuk penerbitan / reproduksi perangkat lunak komputer dengan konsep kompensasi kepada para penulis / pemilik OSS.
Lisensi wajib adalah bertentangan dengan hukum IP?
Bagaimana, jika pemerintah mengembangkan Lisensi Wajib kepada Microsoft? direkomendasikan bagi negara berkembang.
OSS adalah un akrab (banyak orang Indonesia adalah kurangnya pengetahuan dengan perangkat lunak open source)
OSS tidak user friendly (dalam-ahli pengguna)
Sulit untuk mengakses untuk mencari OSS (OSS distribusi umum melalui internet, sedangkan akses internet di Indonesia sangat terbatas (sulit untuk download)
Kurangnya perhatian publik untuk OSS (orang mudah menemukan perangkat lunak ilegal (tidak benar-benar membutuhkan OSS))
Aspek Hukum tentang Software Open Source:
OSS bukan berarti ide-ide penciptaan / inovasi keterampilan yang timbul dari programer (kolektif atau perorangan)
OSS adalah properti: (harta tak berwujud) berdasarkan IP Hukum bahwa perangkat lunak komputer yang memenuhi syarat sebagai benda bergerak.
OSS telah penulis, pemilik, Lisensi, Licensees? (Bagaimana melindungi mereka?
Haruskah OSS gratis? Bagaimana dengan royalti, mekanisme kompensasi?
Haruskah OSS melindungi dengan Undang-undang? atau Public Domain?
Jika ada sengketa & penegakan pada OSS
Istilah perangkat lunak:
Program Komputer akan berarti:
satu set instruksi yang dibuat dalam bentuk bahasa, kode, diagram, atau sejenisnya, yang dikombinasikan dengan media yang dapat dibaca oleh komputer, akan membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan untuk merancang instruksi.
(Pasal 8 UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta & Hak Istimewa)
: Penerbitan kanan
hak reproduksi
tugas yang tepat
Larangan hak
The Hak Eksklusif:

hak eksklusif
pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan atau
memberikan lisensi / ijin
tanpa mengurangi pembatasan hukum dan peraturan yang ada

PUBLIKASI
pembacaan, penyiaran, tampilan, penjualan, sirkulasi atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan cara apapun, termasuk internet, atau melalui kegiatan apa pun untuk memungkinkan orang lain untuk membaca, mendengar atau melihatnya.

REPRODUKSI
tindakan meningkatkan jumlah penciptaan, baik seluruh atau sebagian sangat besar dari itu, dengan menggunakan material yang sama atau berbeda, termasuk mengubah secara permanen atau untuk sementara.
Assigment (komersialisasi)
memberikan izin kepada pihak lain untuk mengumumkan dan / atau mereproduksi nya / ciptaan nya atau produk hak terkait dengan persyaratan tertentu.

PRHOHIBITION
bertindak untuk melarang pihak lain tanpa hak / izin (penerbitan dan / atau reproduksi) penciptaan, baik seluruh bagian atau besar itu (illegal
Cara mendapatkan Perlindungan (Hak): (Pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 36). - Otomatis perlindungan sejak ekspresi riil (dalam bentuk materi): untuk membaca, mendengar atau melihat oleh orang. , - Voluntary pendaftaran (non-kewajiban) Pasal 36: Pendaftaran IP diselenggarakan oleh Kantor, Penciptaan tercantum dalam Daftar Umum Kantor Penciptaan Fungsi IP: atas nama negara untuk mengelola administrasi & Pendaftaran Penciptaan
Restriction Gunakan Hak Cipta (Pasal 15 butir e & g Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002). â € OEE. reproduksi ciptaan selain program komputer dalam jumlah terbatas, dengan cara apa pun atau perangkat atau proses serupa, oleh perpustakaan umum non-profit, lembaga ilmu pengetahuan atau bidang pendidikan dan pusat-pusat dokumentasi hanya dalam kepentingan kegiatan mereka; g. pembuatan salinan cadangan program komputer oleh pemilik program komputer hanya untuk € use.â pribadi . Penggunaan ciptaan tidak akan dianggap sebagai pelanggaran hak cipta jika sumber penciptaan disebutkan secara jelas dan praktik ini terbatas untuk kegiatan non komersial, termasuk kegiatan sosial. Contoh: kegiatan di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan pengembangan, dengan ketentuan bahwa kegiatan tersebut tidak merugikan kepentingan wajar dari penciptanya.
Apakah OSS harus dilindungi oleh Paten Sistem? sistem Paten dilindungi untuk mengajukan pendaftar pertama / file pertama pemohon mendaftar untuk Paten Office jika tidak ada aplikasi paten = penemuan tidak / Paten Bagaimana dengan kerahasiaan informasi? Apakah OSS harus dilindungi oleh Paten Sistem? Kebutuhan untuk penemuan Paten diberikan oleh: 1. Baru 2. Langkah inventif / fungsi baru 3. penerapan industry. Apakah OSS harus dilindungi oleh Paten Sistem? Penemuan: - penemu / programmer ide, - dibuat dalam bentuk tertentu menyelesaikan masalah / solusi (kejutan) - di bidang teknologi - produk dan / atau proses dan de-nya

- Psikologi massa

• kita cenderung merasa nyaman melakukan hal-hal bersama-sama.

kawanan burung kawanan binatang, sebuah kawanan dari ikan dll mereka semua tampaknya mengikuti seorang pemimpin. mass psychology is nothing but group behaviour, where by the masses feel comfortable doing something simply because they are able to draw comfort from the fact that there are many others like themselves doing the same thing.
Cara untuk keuntungan dari fenomena ini adalah untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pendidikan kita dan sebagian besar budaya kita dan itu adalah untuk menolak mentalitas kawanan dan berusaha untuk menjadi pemimpin.
. Dalam kerumunan apapun, Danijel therapy terapi kelompok situasi, Yang Yang memimpin adalah Orang Yang menarik * Semua Manfaat, sedangkan orangutan Orang Yang mengikuti secara membuta adalah Orang Yang orangutan * Semua mengambil risiko.
Crowd cabang psikologi adalah psikologi USING sosial. biasa dengan Orang-Orang biasanya dapat memperoleh kekuasaan bertindak secara Langsung Artikel Baru kolektif.

Secara historis, KARENA kelompok Besar Orang telah mampu melahirkan perubahan dramatis Dan tiba-tiba Artikel Baru Cara Yang bypasses didirikan transovarial sosial mereka, juga memicu kontroversi.
• Social scientists have developed several different theories for explaining crowd psychology, and the ways in which the psychology of the crowd differs significantly from the psychology of those individuals within it.
• Carl Jung, Gustave Le Bon, Wilfred Trotter, Gabriel Tarde, Sigmund Freud and Elias Canetti.
Teori klasik:
Sigmund Freud:
orang-orang yang berada dalam kerumunan tindakan berbeda terhadap orang-orang dari orang-orang yang berpikir secara individual.
Pikiran kelompok itu akan bergabung untuk membentuk sebuah cara berpikir.
antusiasme Setiap anggota akan meningkat sebagai hasilnya, dan satu menjadi kurang menyadari sifat sejati dari tindakan seseorang.
Le Bon: anonimitas mendorong orang banyak dan kadang-kadang menimbulkan emosi telah menjadi sesuatu yang klise seorang.

Clark McPhail: "kerumunan madding" tidak mengambil hidup sendiri, terpisah dari pikiran dan niat anggota.

Norris Johnson: (setelah menyelidiki panik di konser 1979 Siapa) kerumunan terdiri dari kelompok-kelompok kecil banyak orang sebagian besar mencoba untuk saling membantu. Pada akhirnya, para pemimpin itu sendiri mengidentifikasi diri mereka i
Theodor Adorno:
mengkritik kepercayaan dalam spontanitas massa,
massa adalah produk buatan dari "kehidupan diadministrasikan" modern.
"Ketika pemimpin sadar psikologi massa dan membawanya ke tangan mereka sendiri, itu akan hilang dalam arti tertentu ... Sama seperti sedikit sebagai orang percaya di kedalaman hati mereka bahwa orang Yahudi adalah iblis, apakah mereka benar-benar percaya pada pemimpin mereka Mereka tidak benar-benar mengidentifikasi diri dengan dia tapi tindakan identifikasi ini, melakukan antusiasme mereka sendiri,. dan dengan demikian berpartisipasi dalam kinerja pemimpin mereka ... Ini mungkin adalah dugaan ini fictitiousness psikologi kelompok sendiri 'mereka' yang membuat fasis begitu banyak tanpa ampun dan didekati. Jika mereka akan berhenti untuk alasan untuk kedua, kinerja keseluruhan akan pergi ke potong, dan mereka akan pergi untuk panik. "[2]

Teori penularan:
Terlindung oleh anonimitas orang banyak, orang-orang meninggalkan tanggung jawab pribadi dan menyerah pada emosi menular dari kerumunan.

Sebuah kerumunan dengan demikian menganggap kehidupan sendiri, mengaduk emosi dan orang mengemudi ke arah irasional, mungkin kekerasan, tindakan.

banyak menyebabkan orang bertindak dengan cara tertentuorang banyak memberikan pengaruh hipnotis lebih dari anggota mereka

4 bentuk perilaku kolektif:
Orang-orang:
Gustave LeBon: Crowd ini: Sebuah Studi dari Pikiran Populer (1.896), reversions irasional terhadap emosi hewan.
Robert Park dan Herbert Blumer setuju dengan spekulasi LeBon dan lainnya: banyak memang emosional.
orang banyak mampu emosi apapun, tidak hanya negatif yang marah dan takut

Massa:
ini didefinisikan tidak dengan bentuk interaksi melainkan oleh usaha mereka yang menggunakan media massa untuk mengatasi penonton.

Media massa cetak pertama.
Setelah bertahun-tahun, media massa lainnya diciptakan, dan tingkat penemuan telah dipercepat selama bertahun-tahun.
Dampak massa pada masyarakat telah menjadi lebih besar dan lebih besar, sehingga pada saatnya kita massa memiliki dampak sosial yang sangat besar.

Studi tentang komunikasi massa, seperti polling opini publik, telah hampir menjadi bidang akademis.

Gerakan sosial (Blumer):

aktif gerakan-gerakan sosial seperti Revolusi Perancis
mencoba untuk mengubah masyarakat
ekspresif gerakan sosial seperti Alcoholics Anonymous
mencoba untuk mengubah anggota
Gerakan sosial (Blumer):

aktif gerakan-gerakan sosial seperti Revolusi Perancis
mencoba untuk mengubah masyarakat
ekspresif gerakan sosial seperti Alcoholics Anonymous
mencoba untuk mengubah anggota sendiri

- Perbedaan Gender

SEKS: istilah untuk mnyebut atribut biologis yang menjadikan seseorang itu pria atau wanita

Gender : pembedaan psikologis yang mencakup pengertian akan sifat / ciri kewanitaan dan kepriaan (feminitas dan maskulinitas)

PERAN GENDER:peran, pola dasar untuk bertindak yang telah ditentukan oleh lingkungan sosial budaya dimana seseorang berada, sesuai jenis kelaminnya, sering bersifat stereotip.

Maskulin VS Feminim dalam cara berkomunikasi.
Komunikasi nonverbal terdiri atas semua unsur komunikasi, kecuali kata-kata, meliputi simbol, atau tanda-tanda visual (gesture atau gerakan, keragaan), features vocal (intonasi, volume serta tinggi rendahnya suara), serta faktor-faktor lingkungan (seperti penggunaan ruang/spatial dan posisi) yang mempengaruhi makna komunikasi.

Seperti halnya bahasa, komunikasi nonverbal dipelajari melalui interaksi dengan yang lainnya, merefleksikan dan memperkuat pandangan-pandangan sosial tentang gender serta mendorong orang-orang untuk menyatakan mereka sendiri ke dalam gaya feminin dan maskulin.


Karakteristik kepribadian dan perilaku yang terbukti menunjukkan adanya perbedaan gender adalah:
-agresivitas
-kepercayaan diri

Aspek yanga meneunjukkan sedikit perbedaan Gender:
-aktifitas
-kecemasan
-mempengaruhi
-empati

Aspek sosial tidak terbukti menunjukkan perbedan gender
Terlalu memfokus pada perbedaan gender,berbahaya jika kita mulai berpikir bahwa pria dan wanita mempunyai perbedaan kepribadian yang menyeluruh.



Adapun pembicaraan perempuan yang membedakan karakter mereka:
1. Ditandai apologis.
2. Pernyataan tidak langsung.
3. Pertanyaan yang minta persetujuan
4. Mengkualifikasikan.
5. Perintah yang sopan.
6. Menggunakan istilah color.
7. Cenderung menghindari bahasa vulgar.
8. Sedikit berbicara, banyak mendengarkan.

Adanya tiga pola perbedaan antara perempuan dan laki-laki sebagai berikut:

a) ada lebih banyak persamaan antara laki-laki dan perempuan dari pada perbedaannya.

b) ada variabilitas yang besar berkenaan gaya komunikasi antara laki dan perempuan. Feminis vs maskulinitas.

c) sex adalah fakta, gender sebagai gagasan.


Perbedaan-perbedaan komunikasi antara perempuan dan laki- laki itu terletak pada:

• Kecenderungan feminis versus maskulin, hal ini harus dipandang sebagai dua dialek yang berbeda: antara superior dan inverior dalam pembicaraan. Komunitas feminis – untuk membangun relationship; menunjukkan responsif. Komunitas maskulin – menyelesaikan tugas; menyatakan diri; mendapatkan kekuasaan.

• Perempuan berhasrat pada koneksi versus laki-laki berhasrat untuk status. Koneksi berhubungan erat dengan kedekatan, status berhubungan erat dengan kekuasaan (power).

• Raport talk versus report talk. Perbedaan budaya linguistik berperan dalam menstruktur kontak verbal antara laki-laki dan perempuan. Raport talk adalah istilah yang digunakan untuk menilai obrolan perempuan yang cenderung terkesan simpatik. Report talk adalah istilah yang digunakan menilai obrolan laki-laki yang cenderung apa adanya, pokoknya sampai. Berkenaan dengan kedua nilai ini.
Perbedaan cara berkomunikasi:
a. Publik speaking versus private speaking, dalam kategori ini diketemukan bahwa perempuan lebih banyak bicara pada pembicaraan pribadi. Sedangkan laki-laki lebih banyak terlibat pembicaraan publik, laki-laki menggunakan pembicaraan sebagai pernyataan fungsi perintah; menyampaikan informasi; meminta persetujuan.

b. Telling story, cerita-cerita menggambarkan harapan-harapan, kebutuhan-kebutuhan, dan nilai-nilai si pencerita. Pada kategori ini laki-laki lebih banyak bercerita dibanding perempuan-khususnya tentang guyonan. Cerita guyonan merupakan suatu cara maskulin menegoisasikan status.

c. Listening, perempuan cenderung menjaga pandangan, berguman sebagai penanda ia mendengarkan dan menyatakan kebersamaannya. Laki-laki dalam hal mendengarkan berusaha mengaburkan kesan itu- sebagai upaya menjaga statusnya.

d. Asking questions, ketika ingin bicara untuk menyela pembicara, perempuan terlebih dahulu mengungkapkan persetujuan. Tanent menyebutnya sebagai kooperatif-sebuah tanda raport simpatik daripada kompetitif. Pada laki-laki, interupsi dipandang oleh Tanent sebagai power-kekuasaan untuk mengendalikan pembicaraan. Dengan kata lain, pertanyaan dipakai oleh perempuan untuk memantapkan hubungan, juga untuk memperhalus ketidaksetujuan dengan pembicara, sedangkan laki-laki memakai kesempatan bertanya sebagai upaya untuk menjadikan pembicara jadi lemah.

e. Conflict, perempuan memandang konflik sebagai ancaman dan perlu dihindari. Laki-laki biasanya memulai konflik namun kurang suka memeliharanya.


Standpoint Theory (dari Sandra Harding dan Julia Wood).
Sandra harding dan Julia Wood sepakat bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perspektif terpisah, dan mereka tidak memandangnya sebagai sesuatu yang setara.

Dalam hal ini perbedaan gender pada insting atau biologis atau intuisi, tetapi perbedaan itu sebagai hasil harapan-harapan budaya dan perlakuan kelompok dalam hal menerima kelompok yang lain. Budaya tidak dialami secara identik, budaya adalah aturan hirarkhi sehingga kelompok yang punya posisi cenderung menawarkan kekuasaan, kesempatan pada anggota-anggotanya. Dalam hal ini teori ini menyatakan bahwa perempuan terposisikan pada hirarkhi yang rendah dibanding posisi laki-laki.

Gender adalah sistem makna, sudut pandang melalui posisi dimana kebanyakan laki-laki dan perempuan dipisahkan secara lingkungan, material, simbolis.


Ada sejumlah hipotesis mengenai komunikasi perempuan berdasarkan beberapa temuan penelitian.

a) Perempuan lebih banyak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dibanding laki-laki.

b) Perempuan lebih mudah memahami makna laki-laki daripada laki-laki memahami makna perempuan.

c) Perempuan telah menciptakan cara-cara ekspresinya sendiri di luar sistem laki-laki yang dominan.

d) Perempuan cenderung untuk mengekspresikan lebih banyak ketidakpuasan tentang komunikasi dibanding laki-laki.

e) Perempuan seringkali berusaha untuk mengubah aturan-aturan komunikasi yang dominan dalam rangka menghindari atau menentang aturan-aturan konvensional.

f) Secara tradisional perempuan kurang menghasilkan kata-kata baru yang populer dalam masyarakat luas; konsekuensinya, mereka merasa tidak dianggap memiliki kontribusi terhadap bahasa.

g) Perempuan memiliki konsepsi humoris yang berbeda dari pada laki-laki

Rabu, 14 April 2010

- Problem Jurnalisme Warga

Problem Jurnalisme Warga

Jurnalisme menempatkan warga sebagai subyek, yang aktif dan partisipatoris.

Medium Jurnalisme Warga
Radio dan televisi melakukan interaksi interaktif dengan audience. Blog, twitter sevagai forum komunikasi, pertukaran informasi, dialog, bahkan penyajian berita.

Fungsi Media
1. Ruang publik = ruang yang membicarakan urusan publik dan bersama, persoalan dan masalah juga dibicarakan bersama.
2. Institusi sosial = media didirikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang bermanfaat dan mempunyai nilai di mata masyarakat.

Isi Media Sebagai Ruang Publik
Berita ruang publik, terdiri dari berita, wawancara, talkshow.
Parameternya, nilai berita dan kode etik.

Non berita terdiri dari : opini, surat pembaca, tajuk rencana dan iklan.
Parameternya adalah kepantasan ruang publik dan proporsional dan kode etik.

Nilai Berita :
1. Aktualitas
2. Akurasi
3. Keberimbangan
4. Relevansi publik
5. Prominensi
6. Proksimitas
7. Kompetensi sumber
8. Konflik

Kode Etik Jurnalistik
1. Tidak berprasangka
2. Tidak sarkastis, sadistis, pornografis
3. Mengandung informasi
4. Menggunakan bahasa yang benar
5. berdasarkan fakta

Dilema Jurnalisme Warga
Perluasan ukuran dan parameter runag publik guna memperkuat perwujudan prinsip-prinsip partisipasi publik atau kolonisasi ruang publik.

Urgensi Jurnalisme Warga
1. keterbatasan ruang untuk partisipasi politik warga
2. pemberitaan media yang elitis : tidak banyak menyentuh urusan-urusan masyarakat di akar rumput.
3. Pemilihan sumber berita pada pemberitaan media yang berorientasi kepada sumber-sumber elit : pemerintah, DPR, pakar, intelektual, aktivis.

Autisme Media
1. Media yang asyk dengan dirinya sendiri
2. Menentukan skala prioritas pemberitaan pertama berdasarkan agenda, nilai, orientasi, dan keyakinannya sendiri, bukan berdasarkan minat, kepentingan, dan kebutuhan pembaca.
3. Media yang tidak benar-benar menyadari kelibatan publik dalam penentuan agenda setting media sebagai konseekuensi status ruang publik.



Pembangunan Sosial Budaya

Pembangunan Sosial Budaya harus berpijak kepada komitmen untuk menerapkan konsep dan pendekatan pembangunan sosial sebagai proses humanisasi.
Peduli terhadap aspirasi dan potensi masyarakat lo k al yang berupa modal sosial, modal insani dan sumber daya alam yang dapat dikerahkan bagi kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab agar demokrasi dan kesejahteraan dapat terwujud dengan baik melalui pelayanan sosial di limgkungan masyarakat.

Mentalitas masyarakat statik
1. Orientasi ke belekang. Orientasi ini lebih terpaku pada masa lalu dibandungkan dengan masa depan yang lebih faktual yang penih tantangan.
2. Fatalistik. Menyerah pada nasib dan keadaan dan menimbulkan ketidakpercayaan diri.
3. Kurang inovatif dan kreatif. Sulit untuk berkreasi dan berinovasi untuk kesejahteraan sosial secara menyeluruh.

Karakter Masyarakat Statik
1. Sifat indolent, tipikal lamban dan malas dalam mengerjakan sesuatu.
2. Tidak menghargai waktu.

Mentalitas Statik
Sangat menilai tinggi adat istiadat dan aturan yang berlaku. Biasanya mentalitas bekerja asal selesai dan mendapat hasil yang menonjol. Itu kurang terbuka terhadap yang lain dan sulit meyakinkan orang lain yang bermentalitas tradisionalistik.
Mentalitas kebersamaan sangat menonjol dibanding individual . kebersamaan itu sendiri sebagai sikap dan perilaku memang mengandung nilai – nilai yang baik .

------------------------------------------------------------------------------------

PENAMBAHAN RANGKUMAN :

Dalam mata kuliah kapita selekta, terdapat bahasan mengenai problem jurnalisme warga. Yang berbicara mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan dan dunia jurnalis tak lepas dari warga dan masyarakat sebagai subjek dari jurnalisme ini. keadaan dalam jurnalis ini memang selalu berhubungan dengan masyarakat luas. Mengapa demikian? Karena warga secara aktif, berpartisipasi dalam kegiatan dan proses jurnalisme baik itu dalam bentuk media cetak ataupun elektronik. Ini berbicara tentang apa yang menjadi berita di lapangan, di beberapa tempat, yang tidak dapat di jangkau oleh semua peliput berita, tapi mampu di jangkau oleh warga atau masyarakat sendiri. Sehingga ketika para jurnalis membutuhkan berita untuk keperluan deadline mereka, mereka juga dapat mengambilnya dari warga yang mengirimkan suatu kejadian atau berita lewat video rekaman, atau sms, bisa juga langsung melaporkannya via telp. Jurnalis melakukan hal ini adalah hal yang baru- baru saja di adakan dalam kegiatan jurnalis, karena seiring perkembangan dunia jurnalis yang maju memang semakin mencari cara untuk dapat tetap mencari informasi maupun berita dari berbagai sumber. Ini adalah hal yang bagus, yang akhirnya mendapat respon positif dari warga, di lihat dari partisipasi masyarakat luas dalam memberikan liputan kecil yang mereka temukan.
Medium jurnalisme warga ini juga dalam bentuk radio atau TV. Caranya dengan melakukan interaksi kepada media. Bisa dengan laporan dalam bentuk cerita ataupun wawancara langsung sebagai pihak yang terlibat atau bersangkutan, cara yang lain adalah dengan cara audience mengirimkan rekaman/video/audio kepada media TV/radio yang bersangkutan. Dan video yang di tayangkan untuk keperluan jurnalis tersebut jika memang layak untuk di tayangkan, tentunya akan di tayangkan pada suatu tayangan berita, guna menambah informasi kepada warga sebagai acuan dalam bermasyarakat. Hal ini memang memiliki kaitannya dengan salah satu kepentingan jurnalisme wartawan dlm hal apapun untuk menyaring segala informasi yang terjadi. Peran masyarakat dalam kegiatan jurnalis ternyata tidak hanya semata- mata sebagai objek berita, namun telah menjadi pencari berita lewat kejadian sekitarnya yang bisa di terima oleh topik jurnalisme.
Jika membicarakan fungsi media sendiri, ada beberapa hal yang mampu membuat kegiatan jurnalis semakin kuat berhubungan dengan kehidupan masyarakat yang tidak hanya mengangkat dunia seputar politik dan beberapa hal lainnya. Media adalah ruang publik yang adalah ruang relevan yang membahas urusan publik. Maksudnya di sini adalah bagaimana keberadaan media yang ada saat ini sebagai pencari berita yang tidak hanya membahas urusan politik tapi juga mengangkat hal- hal yang menyangkut mengenai publik dan masyarakat, sehingga dalam hal ini kategori dalam mencari berita untuk media tidak hanya secara sempit karena itu menyangkut hal- hal umum yang masih berkaitan dengan masyarakat umum. Media juga sebagai institusi sosial, di mana di dalamnya terdapat ruang bagaimana unsur luar dapat masuk ke dalam dunia jurnalis sebagaimana itu juga menjadi wadah tempat beberapa publik mengapresiasikan segalanya ke dalam bentuk ruang media sebagai jurnalisme yang sebenarnya. Apakah itu sebagai tempat memberikan saran atau kritik sehubungan dengan unsur- unsur tersebut. Mengingat fungsi dari media, tentu tidak lepas dari isi dari media tersebut. Di sini akan membahas tentang isi media sebagai ruang publik, yaitu :
• Berita (ruang publik ) terdiri atas : Berita (dalam berbagai format ), wawancara, talkshow.
• Non berita (ruang privat) terdiri atas : Opini publik, surat pembaca, tajuk rencana, iklan.
• Parameter terdiri atas : Nilai berita, kode etik, kepantasan ruang publik, proposionalitas, kode etik.
Yang di maksud tajuk rencana dalam non berita di atas adalah bagaimana sikap media terhadap berita, ketika terjadi suatu konflik atau pertikaian dalam suatu politik atau berita apapun, maka dalam rubrik tersebut tertera bagaimana media menyingkapi segala bentuk informasi berita dalam bentuk opini juga atau bahasan mengenai hal serupa. Dan kepantasan publik di sini memiliki arti kesopanan dalam berita.
Adapun syarat- syarat yang harus di penuhi jika informasi tersebut memenuhi nilai berita, nilai berita tersebut adalah :
• Aktualitas : harus aktual
• Akurasi
• Keberimbangan : antara berita harus memiliki kaitan dengan yang bersangkutan
• Relevasi publik : harus relevan dengan yang di butuhkan
• Prominensi : popularitas, keterkenalan
• Proksimitas : kedekatan jarak lokasi suatu berita
• Kompetensi sumber : sumber yang di kutip harus kompeten
• Magnitude : kebesaran suatu berita
• Konflik
Kode etik jurnalistik, meliputi :
• Berita tidak berprasangka
• Mengandung konfirmasi
• Tidak sarkatis, sadistis, pornografis
• Menggunakan bahasa yang benar, dan berdasarkan fakta
Urgensi jurnalisme warga :
• Keterbatasan ruang publik untuk partisipasi politik warga
• Pemberitaan media yang elistis

Autisme media :
• Media yang asik dengan sendirinya
• Menentukan skala prioritas pemberitaan pertama- tama berdasarkan agenda, nilai, orientasi, dan keyakinan sendiri, bukan berdasarkan minat, kepentingan, dan kebutuhan pembaca.
• Media yang tidak benar- benar menyadari pelibatan publik dalam penentuan agenda.

Pengaduan ke dewan- dewan pers :
• Mayoritas adalah pemberitaan satu sisi, tidak berimbang, tidak ada konfirmasi, dan cenderung menghakimi objek berita
• Media online menggunakan prinsip follow up news, bahwa konfirmasi narasumber dapat di tunda pada berita selanjutnya
• Adilkah hal ini ?
• Bisakah kode etik jurnalistik membenarkan praktek semacam ini ?
• Perlukah di susun parameter baru untuk media online ?

- Komunikasi Politik dan Pembangan


-KOMUNIKASI POLITIK dan PEMBANGUNAN-

Dalam komunikasi politik yang terdapat dalam mata kuliah kapita selekta ini adalah membahas seberapa banyak hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan politik dalam masyarakat di bidang komunikasi. Hal ini berkaitan dengan pendapat Nimmo ( 1993:8) yang mengatakan bahwa : komunikasi politik adalah komunikasi yang mengacu pada kegiatan politik. Ini berbicara tentang bagaimana komunikasi tentang kegiatan politik, namun terlepas dari semua itu tidak memiliki kaitan dengan kegiatan- kegiatan partai politik seperti : partai politik, dan sebagainya. Ini permasalahan seputar dunia politik yang memang erat kaitannya dengan konteks segi komunikasi, walau terkadang jika kita melihat kearah yang lebih luas, perbincangan seputar ilmu komunikasi tidak berhenti sampai pada dunia politik saja, namun erat kaitannya antara komunikasi dengan dunia politik. Dan dalam bab ini akan di bahas sebenarnya seperti apa hal- hal yang terkait dengan komunikasi politik serta pembangunan yang memang menjadi acuannya terhadap pemerintahan.
                Adapun pendapat menurut Krans dan Davis ( 1976:7) yang mengatakan bahwa : komunikasi politik adalah proses komunikasi massa, termasuk komunikasi antar pribadi dan elemen- elemen di dalamnya yang mungkin mempunyai dampak terhadap perilaku politik. Ini bukan berbicara mengenai kegiatan politiknya, namun lebih kepada komunikasi dalam hal politik. Namun tentu ada kaitannya dengan kegiatan politik itu sendiri pada akhirnya, karena seperti di lihat pengertian daripada pendapat Krans dan Davis di atas, bahwa memang ini adalah proses komunikasi massa yang melibatkan banyak elemen dan pihak, sehingga akan menjadi kritik atau sendiri bagi kegiatan pemerintahanya. Karena biasanya yang menjadi bahasan dalam perbincangan politik ialah seputar pemerintahannya yang sedang berlangsung saat itu, terlepas dari semua kegiatannya tapi ini lebih kepada peran politik sebagai pemerintahan yang memang harus bersifat demokratis. Untuk itu di butuhkan pemerintahannya yang demokrasi dalam sistem politik itu sendiri. Sistem politik di katakan demokrasi apabila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu di pilih melalui pemilihan umum yang memang di peruntukkan dari rakyat untuk rakyat, hal ini memang berlaku juga dalam konteks komunikasi politik yuang di jalani. Pemilihan umun yang bebas, adil, jujur, dan semua penduduk dewasa yang memang berhak memberikan suara (dalam pemilu) tersebut.
                Di sini pers dan media massa sebenanya bebas mengeluarkan pendapatnya mengenai sistem- sistem pemerintahan dan yang berkaitan dengan politik itu sendiri, namun pada pelaksaannya kadang pers atau media massa kita sulit untuk secara terang- terangan mengemukakan pendapatnya terlebih oleh hukum- hukum yang terkait dengan batasan pers ataupun media dalam berbicara menyangkut petinggi atau pemerintahan negara dalam sistem politik. Di dalam komunikasi politik menyangkut pribadi atau tatanan dunia politik yang terkadang di temukan perdebatan yang tidak searah karena memang beberapa di antaranya perbedaan prinsip atau pendapat itu biasa, asal masih dalam batasan keadilan dalam etika berkomunikasi yang semestinya. Ketika dalam mengemukakan pendapat yang biasa kita temukan dalam debat- debat politik yang ada, terdapat konflik yang mungkin timbul karna perbedaan antara pendapat yang satu dengan lainnya. Semua masih wajar dan boleh di terima, jika hanya sebatas berteriak dan angkat kaki ke meja, tidak di perbolehkan dalam hal kekerasan.
                Adapun komponen komunikasi politik yang terkandung di dalamnya : Komunikator politik, adalah seseorang yang mampu berbicara tentang hal- hal politik. Tentunya ia ahli dalam hal yang memiliki kaitan dengan politik karena secara tidak langsung juga ia mengamati perkembangan dunia politik yang tengah berlangsung, sehingga dalam mengemukakan pendapat atau berkomunikasi (politik) tentunya sangat mengerti karna memang itu yang ia jalankan dalam kegiatan sehari- harinya. Memang ia tidak langsung terjun ke dalam dunia politik, namun ia cukup memiliki banyak pengetahuan sebagai komunikator politik yang benar dalam berkomunikasi. Lalu, komponen kedua dalam komunikasi politik adalah pesan politik yang merupakan menyangkut pesan politik, menyangkut pembicaraan dan aneka informasi politik tentang kekuasaan, pengaruhnya dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pesan politik yang secara gamblang dalam komunikasi politik itu sendiri yang berkaitan dengan ilmu pemerintahan yang tercipta dalam penyesuaian politik itu, seperti contohnya pesan mengenai anjuran untuk ikut pemilu yang memang di ciptakan untuk rakyat yang berdemokrasi. Pesan politik ini juga harus mampu mempengaruhi sistem politik yang ada, karna ini erat kaitannya dengan apa yang memang harus di sampaikan ke khalayak ramai, dan untuk menyampaikan hal tersebut adalah orang yang ahli dalam menyampaikan pesan politik yaitu adalah komunikator politik yang telah di bahas di atas.
Komponen ketiga, adalah media komunikasi politik yaitu secara umum adalah alat untuk mengirimkan pesan- pesan politik. Ini seperti media yang di jalankan dalam pemilu ataupun pemilihan orang- orang penting, seperti pemilihan gubernur, bupati, atau yang lainnya. Melalui media komunikasi, dapat dengan mudah terjangkau seluruh masyarakat yang ikut andil dalam pemilihan tersebut. Karena lewat media komunikasi berupa iklan- iklan di televisi, radio, koran, dan media cetak lainnya, dapat terakses seluruh informasi tentang politik yang memiliki kaitan dengan negara pemerintahan. Dan sekarang tidak hanya melalui media cetak, namun juga telah merambah ke dunia maya atau yang di sebut internet. Ini lebih cepat walaupun keakuratan suatu informasi atau kepastian apa yng di akses melalui situs internet masih sangat minim, mengingat apa yang dapat di akses melalui internet sangat cepat dalam waktu kapan pun, dan di mana pun. Komponen keempat, adalah khlayak komunikasi politik. Ini berbicara tentang bagaimana khalayak komunikasi politik dapat di bentuk melalui opini publik. Opini publik sendiri tercipta melalui masyarakat yang mengikuti perkembangan arus dunia politik dan perkembangannya. Karna dalam dunia politik tidak hanya di konsumsi oleh pakar politik atau orang yang bergelut dalam dunia politik, namun juga masyarakat yang mengikuti perkembangan politik. Komponen kelima adalah komponen terakhir, yaitu dampak komunikasi dalam politik, yaitu konsekuensi dari sosialisasi politik. Seperti telah di bahas di atas tadi, adanya kemungkinan- kemungkinan mengenai perbedaan pendapat dalam dunia politik, untuk itu perselisihan yang mungkin terjadi telah membuat sosialisasi antara kehidupan politik tersebut. Bersosialisasi memang baik, tapi dalam perjalanannya kadang memang membuat perdebatan tiada hentinya, namun dapat di lihat kembali bahwa di dalam perbedaan yang ada justru permasalahan menjadi ada bahasannya, di mulai dari saling mengemukakan pendapat lalu di temukan solusinya.
Pembangunan dalam pemerintahan adalah sesuatu yang memang terus memiliki kemajuan dari tahap ke tahap, tentunya dengan melalui proses. Inovasi- inovasi yang terjadi di mulai dari pemerintahannya sampai pada alat- alat dan orang- orang yang berperan untuk memajukan pembangunan tersebut. Orang- orang yang berperan tersebut tentunya tidak lepas dari media yang mendukung dan membantu mereka dalam memajukan pembangunan baik dari segi pemerintahan, maupun politik. Sehingga dalam memajukan suatu pembangunan dalam bidang apapun, di harapkan datangnya dari semua pihak, tidak hanya melalui pihak yang berperan dalam pembangunan namun masyarakat juga ikut berperan aktif. Karena adapun media massa yang menunjang kegiatan pembangunan seperti TV dan radio. Di harapkan melalui media tersebut, masyarakat dapat memusatkan perhatian mereka terhadap perubahan yang harus tercipta. Dan ada kalanya melalui media massa, khalayak mampu ikut berpartisipasi dengan informasi- informasi yang datang dari media massa tersebut. Karena pembangunan cenderung maju kearah modernisasi, maka segala transmisi di ciptakan untuk mendorong masyarakat ke arah yang lebih maju.
Tentu banyak segi negatif dari perubahan modernisasi tersebut, namun jika kita melihat bahwa perubahan ke arah yang lebih baik akan tercipta, maka kita pasti akan berusaha untuk membuat perubahan dan inovasi tertentu sehingga pemerintahan tidak kalah dengan pemerintahan negara lain. Menciptakan negara yang mampu bersaing demi kesejahteraan dari kemajuan pembangunan tersebut.

Minggu, 04 April 2010

- my gang's profile of kapitaselekta

- Vyfi Anggraini / NIM : 915070139
- Cristiani Pratama / NIM : 91507089
- Theresia Jessica Ong / NIM : 915070174
- Evelyn Christiansen / NIM : 915070006
- Ellistina / NIM : 915070192

kami adalah mahasiswi-mahasiswi Universitas Tarumanagara Fakultas Ilmu Komunikasi 2007